Persilangan monohibrid atau monohibridisasi ialah suatu persilangan
dengan satu sifat beda. Untuk mengetahui bahwa suatu gen bersifat
dominan, maka harus dilakukan monohibridisasi antara 2 individu bergalur
murni yang memiliki sifat kontras (alelnya). Jika fenotip f1 sama
dengan salah satu sifat gen yang diuji tadi, berarti jelaslah bahwa
sifat itulah yang dominan. Monohibridisasi pada percobaan mendel
dilakukan dengan menyilangkan kapri berbatang tinggi dengan kapri
berbatang pendek.
Jika dominansi tampak sepenuhnya maka persilangan monohibrid (Tt X
Tt) dengan T=tinggi dan t=rendah, menghasilkan keturunan yang
memperlihatkan perbandingan rasio fenotip = 3 tinggi : 1 rendah, tetapi
perbandingan genotip nya = 1(TT) : 2(Tt) : 1(tt).
Jika sifat gen dominan tidak penuh (intermediet), fenotip individu
f1 tidak seperti salah satu fenotip induk galur murni, melainkan
memiliki sifat fenotip diantara kedua induknya. Demikian pula
perbandingan fenotip f2-nya tidak 3:1, melainkan 1:2:1, sama dengan
perbandingan genotip f2-nya.
Contoh-contoh persilangan monohibrid:
Perhatikan diagram persilangan monohibrid antara kapri batang tinggi
dengan kapri batang pendek berikut: TT (tinggi) dan tt (pendek)
Parental (P1): TT >< tt
Gamet : T t
F1 : Tt (tinggi)
P2 : F1 >< F1
Tt >< Tt
Gamet : T t
T t
Jika disilangkan F1 >< F1, dapat kita ketahui bahwa sifat batang tinggi (T) dominant terhadap batang pendek (t).
Jadi, pada persilangan monohybrid, perbandingan monohybrid = 3:1, dan perbandingan genotip = 1:2:1
Contoh kasus intermediet :
Persilangan monohibrid antara tanaman bunga Mirabilis jalapa merah
galur murni (MM) dengan Mirabilis jalapa putih galur murni (mm) sebagai
berikut:
P1: MM >< mm
Gamet: M m
F1: Mm
P2: Mm >< Mm
Gamet: M,m M,m
F2: jika disilangkan rasio fenotip nya
Merah : merah jambu : putih
1 : 2 : 1
Rasio genotip nya:
MM : Mm : mm
1 : 2 : 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar